Jumat, 26 September 2014

hatiku berkecamuk membaca sms dari mbak Merlinda, tanganku gemetar dan pikiranku benar-benar tak mampu berpikir lagi.
"dek Afa...aku nggak mau nama baik kamu sama Ve hancur. ayolah dek kembali ke kelompok KKN yang di Cilacap. kalo kamu nggak bisa berpisah dari sahabat kamu, mbak mau kok gantiin sahabat kamu ke Purbalingga. nanti mbak yang di kelompok Purbalingga. jadi kamu tetep di Cilacap"
kurang baik apa mbak Merlinda. tapi kenapa hatiku tetap ingin ikut KKN di Purbalingga. 
di sepanjang perjalananku pulang survey dari Purbalingga, aku hanya bisa diam, tak terasa air mataku membasahi wajah, terbawa angin, tak mampu lagi aku mendengar semua yang ada disekelilingku.
"fa...fa... kamu kok diam saja? kamu kenapa?"
Nansy sahabat baruku mencoba memastikan kondisiku yang sedang diboncengnya.
"aku nggak papa nan, aku cuma bingung saja. tadi mbak Merlin sms aku  kaya gitu. aku bener-bener bingung harus gimana..."
"aku bisa bantu kamu apa fa...biar kamu bisa tetep disini?kalau masih ada yang bisa diperjuangkan, aku akan perjuangkan"
"nggak tahu" aku menjawab singkat, setelah itu hanya keheningan dan kebekuan yang tak kunjung terpecahkan. di sepanjang perjalananku bersama Nansy dari Pubalingga sampai Purwokerto, aku hanya diam, menangis sembari smsan dengan Mbak Merlinda dan Ve. tiba-tiba ada sms asing yang masuk.
"kamu dimana fa? kamu mau nggak ikut KKN di luar Jawa. nanti kita ketemuan yah?"
aku benar-benar kaget membacanya. aku berpikir apakah ini petunjuk dari Allah setelah aku terombang ambing di antara 2 kelompok.
"ya mas aku mau banget, gimana caranya?"
aku pun langsung membalasnya dengan semangat dan senyumku seketika merebak, seiring perjalananku sampai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto tempat aku menuntut ilmu. aku merasa mendapatkan pencerahan.
suka duka KKN sudah mulai aku rasakan meskipun belum benar-benar terjun. mulai dari pindah-pindah kelompok sampai keputusanku mengiyakan tawaran untuk mengikuti KKN ke luar Jawa. kelompok memang bukan masalah besar. tapi bagiku, kelompok itu yang akan bersama kita selama KKN, hidup dalam satu atap dan menjalankan tugas bersama. aku pindah kelompok bukan karena orang-orang yang ada di dalam kelompokku tapi entah kenapa aku tidak mantap menjalani KKN di Jawa.

sore ini juga aku bertemu dengan Mas Riyan Mahasiswa aktifis Fakultas Ekonomi yang sudah cukup senior. dia menjelaskan semua tentang teknis KKN Muhammadiyah untuk Negeri yang akan dilaksanakan di Kota Metro Lampung. aku sangat tertarik dan aku pun memutuskan untuk ikut. entah apa yang menggerakkan hatiku. aku benar-benar sudah tehipnotis, dengan tekad dan niat yang kuat aku memutuskan ikut KKN ke Luar Jawa. meskipun belum ada kejelasan apakah pihak universitas akan benar-benar memberangkatkan. 

sembari menunggu, aku kembali terombang ambing di antara 2 kelompok. namun pada akhirnya pihak LLPM memberangkatkan 1 kelompok yang berjumlah 9 orang dari UMP untuk mengikuti KKN Mu untuk Negeri. dalam waktu yang sangat singkat kelompok pun terbentuk. 9 mahasiswa sudah resmi mengikuti KKN di Lampung. 9 Mahasiswa itu adalah aku, Desti satu-satunya temanku dari Fakultas Psikologi, Mas Rian, Misbah, Arif, Fuji, Dwi, Dania, Endah.
kita mulai melakukan pendekatan satu sama lain. mulai membentuk kelompok yang solid dan gokil abis. aku senang bisa bertemu dengan mereka. apalagi jika bisa tinggal satu rumah dengan mereka.
tapi muncul satu pertanyaan yang membuatku gelisah.
"apakah kita akan menjadi satu kelompok disana?"