Kamis, 10 Oktober 2013

Hidup seperti Minum Jamu

saat kita merasakan hidup kita begitu berat....
begitu banyak masalah yang kita alami....
atau begitu pahit apa yang harus kita telan....
maka ingatlah....
hidup ini bak minum jamu
kita tahu bahwa jamu itu pahit....
tapi kita percaya bahwa ketika kita minum jamu, maka kita akan menjadi lebih kuat...
begitu pula hidup....
semakin banyak kita dijejali dengan berbagai hal yang begitu pahit dihati kita...
maka kita akan menjadi semakin kuat....

begitulah kira-kira kata-kata yang masih aku ingat dari konsultan psikologiku....

Aku merasa beruntung dapat menggapai cita-citaku saat aku masih SD, yaitu kuliah di Fakultas Psikologi. Entah apa yang membuat aku sangat tertarik dengan kata-kata yang bagiku masih asing itu, tapi aku waktu kecil sudah tahu kata psikologi, entah asalnya dari mana dan dari siapa. tapi dulu aku berjanji dengan teman kecilku untuk masuk jurusan psikologi saat dewasa nanti...begitu banyak rintangan yang aku lalui saat aku masuk fakultas psikologi di UMP. dahulu saat aku lulus di MAN Purwokerto 2, aku sangat bingung akan melanjutkan kuliah dimana. karena keluargaku tidak ada yang kuliah, artinya aku adalah orang pertama dari keluargaku yang melanjutkan kuliah. maklum orang desa. aku ingin sekali melanjutkan ke luar kota. tapi tidak boleh karena tidak ada yang mengantar dan menambah biaya kata mbahku. akhirnya aku mendaftar di UNSOED tapi yang terpikir dibenakku adalah fakultas psikologi. ternyata di UNOSED tidak ada fakultas psikologi, aku pun mencoba untuk mencari opsi lain dan akhirnya aku putuskan untuk memilih jurusan kimia. salah satu pelajaran yang aku sukai di MAN adalah kimia. namun hatiku benar-benar berkata lain, aku ingin sekali mengejar cita-citaku sejak kecil. akhirnya aku pun mencoba untuk mendaftar di fakultas Psikologi UMP, karena satu-satunya fakultas psikologi di Purwokerto kota yang aku singgahi sejak lahir adalah di UMP. ternyata aku diterima di kedua universitas tersebut. sungguh aku merasa bimbang dan ragu. di satu sisi aku ingin kuliah di universitas negeri karena lebih mudah untuk mendapatkan beasiswa bahkan beasiswa full, bahkan di UNSOED aku sudah mendapatkan beasiswa full. namun di sisi lain aku sangat menginginkan jurusan psikologi sesuai impianku. aku benar-benar tidak bisa menentukan untuk memilih 'kesempatan' atau 'cita-cita'. dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku menentukan untuk memilih cita-citaku. sungguh keputusan yang sangat beresiko. karena UMP adalah universitas swasta yang terkenal biaya pendidikannya tidak sedikit. aku pun hanya berpikir, saat kita ingin ke suatu tempat yang jauh yang kita impikan dengan fasilitas yang serba ada, serba enak, hanya tinggal duduk dan menikmati perjalanan, lalu kita tahu kita telah sampai tanpa harus banyak mengeluarkan energi atau materi dan kemudian dibandingkan dengan saat kita akan pergi kesana tanpa ada fasilitas, bahkan uang sepeserpun tak punya, hanya bermodalkan mimpi dan doa maka akan saat kita telah sampai akan jauh lebih bermakna pilihan pertama atau kedua? yang hanya tinggal duduk santai atau yang harus berjuang mati-matian? dan akupun berpikir matang-matang. akupun memilih untuk mengejar cita-citaku dengan hanya bermodalkan tekad, doa dan harapan. karena aku pikir itu akan jauh lebih berarti, karena apapun yang kita dapatkan dengan susah payah pasti akan menjadi hal yang sangat berharga bagi hidup kita, meskipun banyak orang bilang boleh bermimpi akan tetap harus realistis. tapi Alloh berfirman dalam surat Ar-Ra'd ayat 11 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”.


jadi untuk apa lagi kita ragu, atau bimbang untuk mengejar mimpi, harapan dan cita-cita kita, meskipun begitu pahit apa yang harus kita telan, tapi ingatlah hidup seperti minum jamu, semakin dijejali dengan segala hal yang pahit maka kita akan menjadi semakin kuat.

aku merasa benar-benar menemukan hidupku di fakultas psikologi, aku menemukan cita-citaku sejak SD disana. aku dapat bertemu orang-orang yang luar biasa dan unik, aku bertemu malaikat-malaikat tanpa sayap, dan aku begitu mencintai ilmu psikologi....